Thursday, January 10, 2013

Pengertian Garis Kontur

Garis kontur adalah garis khayal dilapangan yang menghubungkan titik dengan ketinggian yang sama atau garis kontur adalah garis kontinyu diatas peta yang memperlihatkan titik-titik diatas peta dengan ketinggian yang sama. Nama lain garis kontur adalah garis tranches, garis tinggi dan garis tinggi horizontal. Garis kontur + 25 m, artinya garis kontur ini menghubungkan titik-titik yang mempunyai ketinggian sama + 25 m terhadap tinggi tertentu. Garis kontur disajikan di atas peta untuk memperlihatkan naik turunnya keadaan permukaan tanah.
Aplikasi lebih lanjut dari garis kontur adalah untuk memberikan informasi slope (kemiringan tanah rata-rata), irisan profil memanjang atau melintang permukaan tanah terhadap jalur proyek (bangunan) dan perhitungan galian serta timbunan (cut and fill) permukaan tanah asli terhadap ketinggian vertikal garis atau bangunan. Garis kontur dapat dibentuk dengan membuat proyeksi tegak garis-garis perpotongan bidang mendatar dengan permukaan bumi ke bidang mendatar peta. Karena peta umumnya dibuat dengan skala tertentu, maka untuk garis kontur ini juga akan mengalami pengecilan sesuai skala peta.
                          Gambar 1.1 pembentukan garis kuntur dengan mendatar permukaan bumi


Garis-garis kontur merupakan cara yang banyak dilakukan untuk melukiskan bentuk permukaan tanah dan ketinggian pada peta, karena memberikan ketelitian yang lebih baik. Cara lain untuk melukiskan bentuk permukaan tanah yaitu dengan cara hachures dan shading.

Bentuk garis kontur dalam 3 dimensi :

                                              Gambar 1.2 Penggambaran kontur

Wednesday, January 9, 2013

Formulasi Masalah Inversi

Dalam masalah inversi, kita selalu berhubungan dengan perameter model (M) dan data (N); yang mana jumlah dari masing-masing akan menentukan  klarisifikasi masalah inversi dan cara penyelesaiannya. Bila jumlah parameter model lebih sedikit dibandingkan dengan data observasi (M<N), maka permasalahan inversi ini disebut dengan overdetermain. Pada umumnya masalah ini diselesaikan dengan menggunakan pencocokan (best fit) terhadap data observasi. Dalam kondisis yang lain dimana jumlah parameter yang ingin dicari (M) lebih banyak dari pada jumlah data (N), maka masalah inversi ini disebut dengan underdetermined. Dalam kasus ini terdapat sekian banyak model yang dapat sesuai dengan kondisi datanya. Inilah  yang disebut dengan masalah non-uniqness. Bagaimana cara untuk mendapatkan model yang paling mendekati kondisi bawah permukaan yang kita tinjau? Menurut meju, 1994 persoalaan ini dapat diselesaikan dengan menggunkan model yang parameternya berbentuk fungsi kontinu terhadap posisi. Kasusu ini terakhir adalah ketika jumlah data sama atau hampir sama dengan jumlah parameter model. Dan hal ini disebut dengan everdetermoned. pada kasusu ini model yang paling sederhana dapat di tinjau dengan mengggunkan metode inveris langsung.
Saya mencoba menunjukkan bagaimana teknik inversi yang dapat di applikasikan pada model garis, model parabola, dan model bidang. Uraian applikasi tersebut dimulai dengan ketersedian data observasi, jumlah parameter model(unknown parameters) mesti dicari dengan menggunakan teknik inversi.


Eskplorasi Geofisika dan Inversi

Tujuan dari pada kegiatan adalah untuk membuat model bawah permukaan  bumi dengan mengandalkan data lapangan, bisa berupa data pada permukaan bumi dan juga bisa berarti data hasil pengukuran bagaian bawah permukaan bumi dari ketinggian tertentu. untuk mencapai tujuan ini, kegiatan survey atau pengukuran harus dilakukan secara terus menerus, berkelanjutan dan terintegrasi menggunakan sejumlah ragam metode geofisika.
Seringkali kendala muncul dan tidak bisa dihindari, seperti kehadiran noise pada data yang diukur. Ada juga kendala ketidaklengkapan data atau malah kurang alias tidak cukup. Namun demikian, dengan menggunakan analisa data yang paling mungkin, kita berupaya memperoleh informasi yang relativf valid berdasarkan data yang kita miliki.
Dalam melakukan analisi, sejumlah informasi mengenai kegiatan akuisisi data di perlukan,anatar lain : berapakah nilai samplingrateI yang optimal? Berapa jumlah data yang diperlukan? berapa tingkat akurasi yang di butuhkan?. Ketika kita menghubungkan data matematis dengan data lapangan dan distribusi parameter fisi yang hendak dicari.
Setelah proses anlisis dilalui, langkah berikutnya adalah membuat model bawah permukaan yang nantinya akan dijadikan acuan dalam melakukan interpretasi. Akhir dari pada rangkain proses ini adalah penentuan lokasi pemboran untuk untuk mengankat sumber daya alam untuk pertambangan. Kesalaha penentuan lokasi berdampak langsung pada kerugian materil yang besar dan waktu yang bterbuang percuma.

Macam-Macam Data Geofisika
Data geofisika dapat diperoleh dengan melakukan pengukuran dilapangan atau bisa juga dari pengukuran yang dilakukan dilaboratorium. Pada pengukuran yang dilakukan dilapangan, data geofisika yang terukur bisa berupa densitas, kecepatan gelombang seismik, modulus bulk, hambatan jenis batuan, permeabilitas batuan, subsepbilitas magnet batua, dll.
Pada pengukuran yang dilakaukan dilaboratorium, model lapisan bumi atau pun keberadaan anomali dalam skala kecil dapat dibat dan diukur responnya sebagai data geofisika. Harapakan hasil uji laboratorium tersebut bisa mewakili kondisi lapangan yang sesungguhnya yang dimensinya jauh lebih besar.
Jika suatu pengukuran di lakukan secara perulangan berkali-kali, baik yang dilakuakan dilapangan maupun dilaboratorium  seringkali berubah-ubah, walaupun dengan variasi yang bisa ditolerir. Variasi ini umumnya disebabkan oleh kesalahan instrumen pengukuran (instrumental error)  atau dapat juga disebsbkan oleh kesalah manusia (human error). seluruh variasi yang didapatkan apabila di plot kedalam histogram akan membentuk distribusi probabilitas.

Tuesday, January 8, 2013

Remote Sensing

Satelit pengamat bumi melakukan pengukuran dengan menggunkan sensor elektromagnetik radiasi yang dipancarakan dari sensor atau hanya menangkap yang dipantulkan dari subsurface bumi. Radiasi yang akan  diukur sangat tergantung dengan bentuk permukaan bumi, karena pengaruh karakteristik lokal yang sangat segnifikan. Hubungan yang dihasilkan antara nilai pengukuran dan tutupan lahan yang memungkinkan untuk mengekstrak informasi dari data citra medan.

Sensor yang aktif akan menirimkan pulsa radiasi pada rentang microwave dan elektromagnetik spektrum ke bumi dan mengukur jumlah gelombang yang akan dikembalikan dalam berturut-turut dengan waktu interval, sesuai dengan prinsip-prinsip radar. Sensor pasif mengukur radiasi pans inframerah yang di pancarkan oleh permukaan bumi, atau terlihat dan dekat-inframerah radiasi yang berasal dari matahari dan dipantulkan oleh permukaan bumi (Gambar 1.1).