Monday, June 6, 2016

MANIFESTASI PANAS BUMI

Pada dasarnya Manifestasi merupakan suatu indikasi panas yang muncul kepermukaan dan merupakan bagian dari pada sistem panas bumi itu sendiri. Keberadaan manifestasi panas bumi ini menjadi acuan awal dalam menentukan keberadaan sumber panas bumi yang biasanya di dapat di sekitar volcano. Manisfestasi yang mencul kepermukaan biasanya dapat berupa mata air panas, lumpur panas (Mud Pools), Geyserdan manifestasi panas bumi lainnya. Diantara manifestasi tersebut banyak yang digunakan oleh masyrakat untuk keperluan sehari, diantara sumber air panas yang di gunakan oleh masyarakat adalah untuk mandi, dan keperluan lainnya. Adanya manifestasi di atas permukaan merupakan akibat adanya rekahan/celah yang menyebabkan sumber panas bumi dari reservoir dapat naik keatas permukaan.

Adapun manifestasi yang ada di permukaan ialah sebagai berikut :
1. Permukaan Tanah Hangat (Warm Ground)
Keberadaan manifestasi panas bumi di bwah permukaan juga di tunjukkan dengan permukaan tanah yang hangat atau suhu permukaan tanah di tempat tersebut lebih tinggi dari suhu permukaan tanah yang ada di sekitarnya (Gambar dibawah). Hal ini disebabkan oleh adanya transfer panas secara konduksi dari bawah permukaan ke atas permukaan dengan menggunakan perantaraan batuan yang ada disekitar seumber panas.
Gambar.  Tanah Hangat (Warm Ground)

Arsmtread (1982), mengklarifikasikan area bumi berdasarkan gradien temperatur sebagai berikut:
  • Area tidak panas (non-thermal area)
Suatu area diklasifikasikan sebagai area tidak panas apabila gradient temperatur di area tersebut sekitar 10-40 derajat celcius/km.
  • Area Panas (thermal area)
Area Panas dibedakan menjadi dua, yaitu :
  1. Area semi thermal, yaitu area yang mempunyai gradien temperatur sekitar 70-80 derahat celsius/km.
  2. Area Hyperthermal, yaitu area yang mempunyai gradien temperatur sangat tinggi. Sehingga besarnya gradien temperatur tidak dinyatakan lagi dalam derajat celsius/km tetapi dalam derajat celsius/cm.
 Keberadaan tanah hanga/warm ground dapat diketahui dengan mengukur gradien temperatur hingga kedalaman 1-2 meter. Temperatur di permukaan dan pada kedalaman 1 meter umumnya diukur dengan menggunaka thermometer atau thermocouple. Dari data pengukuran tersebut dapat dihitung dan di lakukan foward modelling untuk gradien temperatur pada satu titik pengamatan. Untuk mendapatkan gambaran mengenai temperatur di suatu daerah secara menyeluruh, maka di perlukan pengeukuran mengenai gradien temperatur secara menyeluruh di beberapa lokasi yang ada di dalam kawan area pengukuran. Sehingga dari data yang ada dapat dibuat peta distribusi temperatur pada permukaan.


2. Permukaan Tanah Beruap (Steaming Ground)
Steaming ground merupakan potensi panas bumi yang berupa uap panas yang keluar dari permukaan tanah. Uap panas tersebut diperkirakan berasal dari suatu lapisan tipis yang dekat dengan permukaan dan mengandung sumber air panas dengan temperatur yang sama atau lebih besar dari sumber titik didihnya (boiling point).
Besarnya temperatur di permukaan sangat tergantung dari laju aliran uap (steam flux).  Pada umumnya  besarnya intensitas panas pada daerah steaming ground di tentukan dari besarnya gradien temperatur pada daerah tersebut. Perkiraan temperatur di tentukan dengan membagi area tersebut kedalam dua wilayah, dimana antara wilayah satu dengan wilayah dua memiliki jarak 20 meter. Apabila pengukuran dilakukan dalam semua area wilayah tersebut, maka akan dapat digunakan untuk menetukan panas yang hilang (heat loss). Metode pengukuran yang dapat digunakan untuk pengukuran ini dapat berupa metode airbone infrared. Metode ini merupakan metode yang tercepat, namun biaya yang diperlukan sangat mahal.
Steaming Ground merupakan area atau daerah yang sangat berbahaya bagi makhluk hidup, karena temperatur pada daerah tersebut sangat tinggi (gradien temperatur pada daerah tersebut umumnya di atas 30 derajat celcius/m). Pada daerah steaming ground umumnya permukaan tanahnya tandus atau hanya di tumbuhi oleh rumput, disebabkan temperatur yang tinggi pada daerah tersebut.

3. Mata Air Panas (Warm Spring)
Mata air panas juga merupakan salah satu manifestasi panas bumi yang muncul kepermukaan yang berupa air dengan temperatur di atas temperatur air pada umumnya. Mata air panas terbentuk dari sumber air hujan yang masuk ke bawah permukaan malaui rekahan pada area recharge sehingga ketika air tesebut bergerak kearah sumber panas bumi (heat source) akan terjadi perubahan suhu pada air tersebut yang mengakibatkan air tersebut mencari celah/rekahan untuk keluar.

Mata air panas yang ada di permukaan seingkali digunakan untuk memperkirakan sumber panas yang ada dibawah permukaan, dengan cara melakukan uji kimia yang ada pada air tersebut.  Adapun beberapa uji senyawa kimia yang dapat dilakukan ialah :
  • Mata air panas yang bersifat asam merupakan manisfestasi manifestasi dari sistem panas bumi yang didominasi uap.
  • Mata air panas yang di dominasi sifat netral merupakan manifestasi dari sistem panas bumi yang didominasi air. Mata air panas yang bersifat netral merupakan manifestasi dari sistem panas bumi yang didominasi oleh air, dan pada umumnya jenuh akan silika.

    Gambar.  Sumber mata air panas (Warm Spring)


4. Kolam Air Panas (Hot Pools)
Kolam air panas juga merupakan petunjuk keberadaan manifestasi sumber panas bumi di bawah permukaan. Kolam air panas terbentuk karena adanya aliran air panas dari bawah permukaan melalui rekahan-rekahan. Pada saat berada dipermukaan air mengalami penguapan yang disebabkan oleh perbedaan temperatur lingkungan dengan air panas tersebut. Panas yang hilang ke lingkungan sekitar sebanding dengan luar area kolam air panas, temperatur di sekitar kolam, dan juga kecepatan angin.

Kolam air panas Dapat dibedakan menjadi tiga :
  1. Kolam air panas yang tenang (calm pools)
  2. Kolam air panas yang mendidih (boiling pools)
  3. Kolam air panas yang bergolak (ebulient pools)

Temperatur pada calm pools umumnya berada di bawah temperatur didih (boiling point), dimana laju aliran umumnya kecil sekali. Pada titik didih boiling pools seringkali disertai dengan semburan air panas, oleh karena itu boiling point sering kali diklarifiskasikan sebagai hot spring. Pada ebulient pools adanya letupan-letupan kuat yang muncul secara tidak beraturan disebabkan oleh lepasnya uap pada suatu kedalman dibwah permukaan air. Letupan-letupan air jugak dapat disebabkan oleh adanya non-condesible gas seperti CO2.

Gambar. Kolam air panas yang tenang (calm pools)


Gambar. Kolam air panas mendidih (boiling pools)


Gambar. Kolam air panas yang bergolak (ebulient pools)


5. Fumarole
Fumarole merupakan lubang kecil yang mengluarkan gas panas kering (dry steam) atau uap panas yang mengandung butiran-butiran air  (wet steam).

File:Fumarola, Vulcano, Sicilia, Italia, 2015.gif