Gempabumi yang
merupakan fenomena alam yang bersifat merusak dan menimbulkan bencana dapat
digolongkan menjadi empat jenis, yaitu:
a. Gempabumi Vulkanik ( Gunung Api
)
Gempa bumi ini terjadi akibat adanya aktivitas magma, yang biasa terjadi
sebelum gunung api meletus. Apabila keaktifannya semakin tinggi maka akan
menyebabkan timbulnya ledakan yang juga akan menimbulkan terjadinya gempabumi.
Gempabumi tersebut hanya terasa di sekitar gunung api tersebut.
b. Gempabumi Tektonik
Gempabumi ini disebabkan oleh adanya aktivitas
tektonik, yaitu pergeseran lempeng
lempeng tektonik secara mendadak yang mempunyai kekuatan dari yang
sangat kecil hingga yang sangat besar. Gempabumi ini banyak menimbulkan kerusakan atau bencana alam di bumi, getaran
gempa bumi yang kuat mampu menjalar keseluruh bagian bumi.
c. Gempabumi Runtuhan
Gempabumi ini biasanya terjadi pada daerah kapur
ataupun pada daerah pertambangan,
gempabumi ini jarang terjadi dan bersifat lokal.
d. Gempabumi Buatan
Gempa bumi buatan adalah gempa bumi yang
disebabkan oleh aktivitas dari manusia, seperti peledakan dinamit, nuklir atau
palu yang dipukulkan ke permukaan bumi.
Berdasarkan kekuatannya atau magnitude (M), gempabumi dapat dibedakan atas
:
a. Gempabumi sangat besar dengan magnitude lebih
besar dari 8 SR.
b. Gempabumi besar magnitude antara 7 hingga
8 SR.
c. Gempabumi merusak magnitude antara 5
hingga 6 SR.
d. Gempabumi sedang magnitude antara 4 hingga
5 SR.
e. Gempabumi kecil dengan magnitude antara 3 hingga 4 SR .
f. Gempabumi mikro magnitude antara 1 hingga
3 SR .
g. Gempabumi ultra mikro dengan magnitude
lebih kecil dari 1 SR .
Berdasarkan kedalaman sumber (h), gempabumi digolongkan atas :
a. Gempabumi dalam h >
300 Km .
b. Gempabumi menengah 80 < h < 300 Km .
c. Gempabumi dangkal h < 80 Km .
a.
|
TypeI :
|
Pada tipe ini gempa bumi utama diikuti gempa
susulan tanpa didahului oleh gempa
pendahuluan (fore shock).
|
b.
|
Type II :
|
Sebelum terjadi gempa bumi utama, diawali dengan
adanya gempa pendahuluan dan selanjutnya diikuti oleh gempa susulan yang
cukup banyak.
|
c.
|
Type III:
|
Tidak terdapat gempa bumi utama. Magnitude dan
jumlah gempabumi yang terjadi besar pada periode awal dan berkurang pada
periode akhir dan biasanya dapat berlangsung cukup lama dan bisa mencapai 3
bulan. Tipe gempa ini disebut tipe swarm dan biasanya terjadi pada daerah
vulkanik seperti gempa gunung Lawu pada tahun 1979.
|
Seperti telah dijelaskan diatas bahwa pembangkit utama
terjadinya gempabumi adalah pergerakan lempeng tektonik. Akibat pergerakan
lempeng maka di sekitar perbatasan lempeng akan terakumulasi energi, dan jika
lapisan batuan telah tidak mampu manahannya maka
energi akan terlepas yang menyebabkan terjadinya patahan ataupun deformasi pada
lapisan kerak bumi dan terjadilah gempabumi tektonik. Disamping itu akibat
adanya pergerakan lempeng tadi terjadi patahan (sesar) pada lapisan bagian atas
kerak bumi yang merupakan pembangkit kedua terjadinya gempabumi tektonik.
Jadi sumber-sumber gempabumi
keberadaannya ada pada perbatasan lempeng lempeng tektonik dan patahan- patahan
aktif. Indonesia
merupakan salah satu wilayah yang sangat aktif terhadap gempabumi, karena
terletak pada pertemuan tiga lempeng tektonik utama dan satu lempeng tektonik
kecil. Ketiga lempeng tektonik itu adalah lempeng tektonik Indo-Australia,
lempeng Eurasia dan lempeng Pasifik serta
lempeng kecil Filipina.
. Globe
lempeng tektonik
. Lempeng
tektonik dunia
gambar di atas memperlihatkan lempeng utama,
yaitu lempeng Eurasia, Pasifik, Indo-Australia, Afrika, Amerika Utara, Amerika
Selatan, Antartika dan beberapa lempeng kecil lainnya.
Terdapat tiga jalur utama
gempabumi yang merupakan batas pertemuan dari beberapa lempeng tektonik aktif:
1.
Jalur Gempabumi Sirkum Pasifik
Jalur ini
dimulai dari Cardilleras de los Andes (Chili, Equador dan Caribia), Amerika
Tengah, Mexico, California British Columbia, Alaska, Alaution Islands,
Kamchatka, Jepang, Taiwan, Filipina, Indonesia, Polynesia dan berakhir di New
Zealand.
2.
Jalur Gempabumi Mediteran atau Trans Asiatic
Jalur ini
dimulai dari Azores, Mediteran (Maroko, Portugal, Italia, Balkan, Rumania),
Turki, Kaukasus, Irak, Iran, Afghanistan, Himalaya, Burma, Indonesia (Sumatra,
Jawa, Nusa Tenggara, dan Laut Banda) dan akhirnya bertemu dengan jalur Sirkum
Pasifik di daerah Maluku
3.
Jalur Gempabumi Mid-Atlantic
Jalur ini
mengikuti Mid-Atlantic Ridge yaitu Spitsbergen,
Iceland dan
Atlantik selatan.
Sebanyak 80 % dari gempa di dunia, terjadi di
jalur Sirkum Pasifik yang sering disebut sebagai Ring of Fire karena juga
merupakan jalur Vulkanik. Sedangkan pada jalur Mediteran terdapat 15 % gempa
dan sisanya sebanyak 5 % tersebar di Mid Atlantic dan tempat-tempat lainnya.
Di Indonesia lokasi sumber gempabumi berawal dari Sumatra, Jawa, Bali, Nusa
Tenggara, sebagian berbelok ke Utara di Sulawesi, kemudian dari Nusa Tenggara
sebagian terus ke timur Maluku dan Irian. Hanya pulau Kalimantan
yang relatif tidak ada sumber gempa kecuali sedikit bagian timur. Gambar (1.4)
adalah batas lempeng-lempeng tektonik yang melewati Indonesia dan berasosiasi terhadap
sumber-sumber gempa.
Batas lempeng
tektonik dan sebaran gempa di Indonesia
Lempeng Indo-Australia bergerak menyusup dibawah
lempeng Eurasia, demikian pula lempeng Pasifik
bergerak kearah barat. Pertemuan lempeng tektonik Indo-Australia dan Eurasia berada di laut merupakan sumber gempa dangkal dan
menyusup kearah utara sehingga di bagian darat berturut-turut ke utara di
sekitar Jawa – Nusa tenggara merupakan sumber gempa menengah dan dalam.
Kedalaman sumber gempa di Sumatra
bisa mencapai 300 km di bawah permukaan bumi dan di Jawa bisa mencapai 700 km,
sesuai dengan kedalaman lempeng Indo-Australia menyusup dibawah lempeng
Eurasia. Disamping itu di daratan Sumatra juga terdapat sumber sumber gempa
dangkal yang disebabkan karena aktivitas patahan Sumatra, demikian pula di
sebagian Jawa Barat terdapat sumber-sumber gempa dangkal karena aktivitas
patahan Cimandiri di Sukabumi, patahan Lembang di Bandung, dan lain lain.
Gempa-gempa dangkal di bagian
timur Indonesia selain berasosiasi dengan pertemuan lempeng (trench) juga
disebabkan oleh patahan- patahan aktif, seperti patahan Palu Koro, patahan
Sorong, patahan Seram, dan lain-lain. Beberapa tempat di Sumatra, Jawa,
Nusa tenggara, Maluku, Sulawesi dan Irian
rentan terhadap bencana gempabumi baik yang bersifat langsung maupun tak
langsung seperti tsunami dan longsor.
Sketsa patahan aktif di Indonesia
Peta sebaran
episenter di Indonesia
periode 1965-1995
No comments:
Post a Comment