1. Pola
Kegempaan
Kegempaan di
Indonesia berkaitan dengan zona subduksi
yang berbagai bentuk dan bermacam arah. Zona subduksi merupakan daerah utama
gempabumi, sebagian besar gempa terjadi di zona subduksi, baik gempa dangkal,
menengah maupun dalam, sehingga zona ini disebut sebagai zona seismik aktif.
Palung laut dan gunung api terdapat di zona ini.
Kepulauan Indonesia terletak
pada pertemuan tiga lempeng tektonik utama, yaitu lempeng Eurasia di Utara,
lempeng Indo-Australia di selatan, lempeng Pasifik di timur dan lempeng kecil
Filipina diantara ke tiga lempeng utama tersebut. Batas lempeng- lempeng ini di
wilayah Indonesia
umumnya berbentuk zona subduksi yang mempunyai arah dan jenis penunjaman
berbeda-beda, seperti terlihat pada gambar 1.4.
Secara umum struktur tektonik Indonesia bagian timur lebih rumit dibanding Indonesia
bagian barat. Di wilayah Indonesia
bagian barat, lempeng Indo-Australia menunjam dari arah selatan ke utara di
bawah lempeng Eurasia, ditandai dengan jalur
gempa Mediteran. Sedangkan di wilayah Indonesia bagian timur, lempeng Pasifik
bertemu dengan lempeng Filipina, lempeng Eurasia dan lempeng Indo-Australia,
ditandai dengan bertemunya jalur gempa
Mediteran dengan jalur gempa Sirkum Pasifik.
Di wilayah Indonesia, membentang dari barat ke
timur palung laut yang merupakan indikasi adanya zona subduksi yaitu palung
Sunda, palung di daerah Laut Banda, daerah Maluku dan daerah Sulawesi Utara.
Patahan / sesar yang merupakan dampak dari tumbukan lempeng-lempeng tektonik
tersebut dan menjadi daerah sumber gempabumi terdapat sepanjang pulau Sumatra,
beberapa tempat di Pulau Jawa, sebelah utara Flores, Sulawesi,
Maluku Utara dan Papua.
1. Seismisitas
Untuk memantau
gempabumi di wilayah Indonesia
dan sekitarnya, telah didirikan 29
stasiun pencatat gempa yang tersebar mulai dari Banda Aceh sampai Jayapura.
Disamping itu telah terpasang pula 5 sistem jaringan telemetri yang
masing-masing dikoordinir oleh kantor regional di Medan, Ciputat, Denpasar,
Makasar, Jayapura dan semuanya terhubung dengan kantor pusat di Jakarta.
Perkembangan
teknologi menuntut sistem pencatatan gempa secara cepat dan tepat, oleh karena
itu sejak tahun 1997 BMG bekerja sama dengan pemerintah Jepang telah membuat
jaringan seismograf jenis digital broad band. Jaringan seismograf jenis digital
broad band ini diberi nama JISNET (Japan Indonesia Seismological Network) yang
tersebar di seluruh wilayah Indonesia
bagian Barat dan Tengah berjumlah 22 stasiun.
Disamping itu
tahun 2004 BMG bekerja sama dengan CTBTO (Comprehensive Nuclear Test Ban Treaty
Organization) sedang membangun jaringan seismograf jenis digital broadband lain
yang secara khusus untuk mendeteksi ledakan nuklir bawah tanah. Jaringan ini
terdiri dari 6 stasiun masing-masing di Prapat (Sumatera Utara), Lembang (Jawa
Barat), Kupang (Nusa Tenggara Timur), Kapang (Sulawesi Selatan), Sorong dan
Jayapura (Papua).
Pada tahun
2004 jaringan seismograf yang dibangun oleh BMG telah mencapai lebih dari 80
buah, namun wilayah Indonesia yang sangat luas dan sebagian besar merupakan
daerah aktif gempa, jumlah tersebut masih jauh dari cukup. Untuk itu dalam
rangka penelitian sesar aktif dan untuk merapatkan jaringan seismograf yang
telah ada, akan segera dibuat lagi tiga jaringan seismograf kecil atau mini RSC
(Regional Seismological Center)
masing-masing terdiri dari empat sensor.
Ketiga mini
RSC itu berturut-turut ada di Padang Panjang, Kepahiang, dan Palu. gambar di bawah
memperlihatkan peta jaringan seismograf di Indonesia. gambar di bawahnya lagi memperlihatkan jaringan seismograf telemetri Pusat Gempabumi Regional (PGR) Medan, Ciputat, Denpasar,
Makasar dan Jayapura. Sejak tahun 1998 Indonesia
ditunjuk oleh perhimpunan Meteorologi dan Geofisika ASEAN sebagai pusat
informasi kegempaan AEIC (Asean
Earthquake Information
Center). Semua data
kegempaan wilayah ASEAN dikumpulkan di sini.
. Peta
jaringan seismograf di Indonesia
Jaringan seismograf telemetri pusat gempa bumi regonal Medan, Denpasar, Makasar, dan Jayapura.
Penyebaran gempabumi di wilayah Indonesia
terkonsentrasi di daerah penujaman lempeng tektonik. Gempa dangkal terdapat di
sepanjang bagian barat Sumatra, bagian selatan Jawa, Nusa Tenggara, Banda,
Maluku, Sulawesi, Papua dan di daerah-daerah sesar. Gempa menengah tersebar
sepanjang pantai barat Sumatra, kemudian di Jawa, Nusa Tenggara, Banda, Maluku
dan Sulawesi. Sedangkan gempa dalam tidak
terdapat di Sumatra, tetapi mulai muncul dari Jawa Tengah sebelah utara, Nusa
tenggara bagian utara hingga di sebelah barat Maluku dan Sulawesi.
Secara statistik tercatat bahwa
di Indonesia
sebagian besar gempabumi yang terjadi
adalah gempa dangkal, yaitu 70 %, sisanya adalah gempa menengah dan gempa
dalam. Sebagian besar episenter gempa, lebih 70 % tersebar di bawah permukaan
laut. Frekuensi kejadian gempabumi di wilayah Indonesia
timur jauh lebih banyak dibanding
wilayah Indonesia barat, hampir 80 % gempa di Indonesia
berlokasi di Indonesia Timur.
Palung laut terdapat memanjang
mulai dari Andaman, bagian barat Sumatra, bagian selatan Jawa-Nusa Tenggara,
membelok membentuk setengah lingkaran di daerah Laut Banda. Kemudian di
Sulawesi, daerah Maluku dan utara Irian
yang menyambung dengan palung Mindanao. Di sepanjang pulau Sumatra terdapat sesar Sumatra dengan arah dekstral sedangkan di Utara Irian
terdapat sesar Sorong. Beberapa sesar lainnya terdapat di darat, yaitu di Pulau
Jawa, pulau Sulawesi dan pulau Irian. Semuanya
merupakan daerah yang rentan terhadap gempa. Gunung api aktif sebanyak 129 buah
berjajar sepanjang pulau Sumatra, pulau Jawa, Nusa Tenggara, daerah laut Banda,
Sulawesi Utara dan Maluku.
Berdasarkan gempa yang terjadi, dibuat peta intensitas
gempabumi di Indonesia.
Kerusakan dengan intensitas mencapai IX skala MMI terjadi di Sumatra di daerah
Tarutung dan Liwa, beberapa tempat di Jawa yaitu daerah Majalengka, Jawa Tengah
dan Malang.
Intensitas mencapai VIII skala MMI
terdapat di sepanjang bagian barat Sumatra, Jawa Barat bagian tengah dan
selatan, Jawa Tengah, Jawa Timur bagian selatan, Bali, Lombok, Sulawesi Selatan
bagian utara, Sulawesi bagian utara dan tengah, Irian Jaya bagian kepala burung
dan utara. Di Indonesia daerah yang relatif aman terhadap bencana gempa
dibandingkan dengan daerah-daerah lainnya adalah Kalimantan
bagian barat dan tengah, intensitas maksimum di daerah ini lebih
Zona penunjaman di Indonesia
No comments:
Post a Comment